Perkataan yang Tidak Boleh Di dengar Anak
agung sadewo
Anak adalah anugrah
dan titipan Tuhan kepada orangtua untuk menjaga dan mendidiknya dengan baik.
Namun, kadangkala orangtua lupa untuk tidak mengucapkan kata-kata yang tidak seharusnya disampaikan kepada anak-anaknya. Tips berikut ini yang dilansir oleh Kompas Female bisa jadi renungan.
Berbagai masalah rumah tangga, pekerjaan, sampai kenakalan anak tak jarang membuat Anda lepas kontrol dan marah. Bahkan tak jarang, anak-anak menjadi sasaran kemarahan Anda, entah melalui sikap ataupun kata-kata kasar yang keluar dari mulut Anda. Hati-hati bila Anda sering kelepasan bicara seperti ini.
"Kata-kata bisa menjadi sumber inspirasi, tetapi juga bisa melukai perasaan," ungkap Chick Moorman, penulis buku Parent Talk dan Spirit Whisperers.
Meskipun anak Anda menimbulkan banyak masalah, sebagai orangtua tak sepatutnya Anda melontarkan kata-kata yang menyakitkan bagi anak. Efek dari ucapan kasar tersebut sering kali lebih merugikan daripada yang Anda bayangkan. Contohnya seperti ini:
Namun, kadangkala orangtua lupa untuk tidak mengucapkan kata-kata yang tidak seharusnya disampaikan kepada anak-anaknya. Tips berikut ini yang dilansir oleh Kompas Female bisa jadi renungan.
Berbagai masalah rumah tangga, pekerjaan, sampai kenakalan anak tak jarang membuat Anda lepas kontrol dan marah. Bahkan tak jarang, anak-anak menjadi sasaran kemarahan Anda, entah melalui sikap ataupun kata-kata kasar yang keluar dari mulut Anda. Hati-hati bila Anda sering kelepasan bicara seperti ini.
"Kata-kata bisa menjadi sumber inspirasi, tetapi juga bisa melukai perasaan," ungkap Chick Moorman, penulis buku Parent Talk dan Spirit Whisperers.
Meskipun anak Anda menimbulkan banyak masalah, sebagai orangtua tak sepatutnya Anda melontarkan kata-kata yang menyakitkan bagi anak. Efek dari ucapan kasar tersebut sering kali lebih merugikan daripada yang Anda bayangkan. Contohnya seperti ini:
- “Kalau kamu nakal, Ibu akan meninggalkan mu di sini!”
Anda
mengancam dan menakuti anak-anak dengan harapan agar mereka patuh pada perintah
Anda. Perlu Anda ketahui, ketakutan terbesar anak-anak kecil adalah tersesat
sendirian dan merasa tidak aman. Oleh karena itu, tindakan Anda meninggalkannya
sendirian akan menimbulkan trauma bagi dirinya.
Alih-alih mengancam dan menakuti anak, lebih baik katakan keinginan Anda dengan baik. Misalnya ketika anak merengek minta mainan, katakan saja padanya, "Arka, kalau kamu terus merengek seperti itu, kita akan pulang sekarang. Tapi kalau kamu tidak nakal, kita akan tetap di toko ini dan memilih belanjaan bersama."
Alternatif lainnya adalah dengan beristirahat sejenak. Kenakalan anak dan kemarahan Anda mungkin saja merupakan tanda bahwa Anda atau anak butuh istirahat.
Alih-alih mengancam dan menakuti anak, lebih baik katakan keinginan Anda dengan baik. Misalnya ketika anak merengek minta mainan, katakan saja padanya, "Arka, kalau kamu terus merengek seperti itu, kita akan pulang sekarang. Tapi kalau kamu tidak nakal, kita akan tetap di toko ini dan memilih belanjaan bersama."
Alternatif lainnya adalah dengan beristirahat sejenak. Kenakalan anak dan kemarahan Anda mungkin saja merupakan tanda bahwa Anda atau anak butuh istirahat.
- “Kamu seharusnya malu!”
Banyak
orangtua yang beranggapan bahwa dengan mengungkapkan hal tersebut, anak akan
malu dan akan mengubah sikapnya sesuai dengan yang mereka inginkan. Namun, anak
kecil belum dapat memahami rasa malu yang terjadi akibat kesalahan yang
diperbuatnya. Oleh karena itu, hal ini belum tentu langsung berhasil. Jika
terlalu sering mengatakan hal ini, maka mereka hanya akan berpikir bahwa segala
sesuatu yang dilakukannya selalu salah.
- “Seandainya kamu tidak pernah ada!”
Kalimat
ini punya makna: "Ayah dan ibu tidak pernah menginginkanmu."
Karenanya, kalimat ini tidak sepantasnya diucapkan oleh orangtua. Kalimat ini
akan sangat menyakitkan, baik bagi si anak maupun orang lain yang mendengarnya.
Terlepas dari kenakalan yang telah dilakukan anak, ia hadir karena kehendak
Anda dan suami. Maka, bersikaplah sebagai orangtua yang bertanggung jawab
dengan mengasuh dan mendidik anak dengan baik, bukannya menyalahkannya karena
lahir di dunia.
- “Kamu yang membuat ibu bercerai!”
Tidak
ada anak yang menjadi penyebab orangtuanya bercerai. Ketika kalimat ini
diucapkan, maka secara tak langsung Anda membuat anak-anak menanggung beban
emosional seumur hidupnya. Bahkan ketika Anda menjelaskan dengan penuh
kehati-hatian tentang perceraian, anak-anak akan merasa sangat bertanggung
jawab atas keputusan Anda untuk bercerai. Anak akan beranggapan bahwa jika dia
bersikap lebih baik, maka Anda tidak akan bercerai. Meski tak terucapkan oleh
anak, masalah ini sering jadi masalah yang serius.
- “Kenapa kamu tidak seperti saudaramu yang lain?”
Dengan
mengatakan hal ini, maka secara tidak langsung Anda membandingkan anak-anak
dengan saudaranya yang lain bahwa anak tidak cukup pintar, cukup baik, ataupun
cepat belajar dibanding saudaranya. Pembanding ini juga akan meningkatkan
persaingan antarsaudara meningkat, yang kelak akan merusak hubungan
persaudaraan dan mengembangkan keterpisahan. Terima setiap anak dalam keluarga
Anda karena mereka memiliki keunikan dan keistimewaan sendiri. Bantu anak untuk
melihat keistimewaan mereka dengan berfokus pada masing-masing individu tanpa
menggunakan perbandingan.
- “Biar ibu yang menyelesaikan.”
Mungkin,
maksud hati ingin membantunya menyelesaikan pekerjaan rumah yang sulit
dikerjakan. Namun, jika terlalu sering melakukan hal ini, maka Anda telah
mengambil alih pekerjaan anak yang seharusnya bisa dikerjakannya sendiri. Hal
ini justru malah akan melemahkannya. Mengambil alih pekerjaan anak mungkin bisa
menghemat waktu Anda di masa sekarang, tetapi Anda meninggalkan beban di masa
depan karena anak jadi tak terbiasa mandiri.
- “Kalau ibu bilang begitu, ikuti saja!”
Kalimat
ini memang terdengar seperti perintah keras bagi anak. Namun, arti yang
terdalam dari kalimat ini adalah, "Saya orang dewasa, dan kamu
anak-anak", atau "Saya pintar, dan kamu bodoh", atau "Saya
berkuasa, dan kamu tidak", atau "Saya yang mengatur, dan kamu yang
harus mengerjakan." Penegasan ini akan menciptakan jurang yang lebar
antara Anda dan anak.
Gaya bicara seperti ini menimbulkan rasa kesal pada anak, bahkan mungkin rasa benci dan persaingan untuk berebut kekuasaan dalam rumah. Cobalah untuk menggunakan bahasa yang lebih baik untuk mengungkapkan ketidaksetujuan anak sehingga mereka lebih menghormati dan mengerti apa yang Anda rasakan.
Gaya bicara seperti ini menimbulkan rasa kesal pada anak, bahkan mungkin rasa benci dan persaingan untuk berebut kekuasaan dalam rumah. Cobalah untuk menggunakan bahasa yang lebih baik untuk mengungkapkan ketidaksetujuan anak sehingga mereka lebih menghormati dan mengerti apa yang Anda rasakan.
TERIMA KASIH ATAS
KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Perkataan
yang Tidak Boleh Di dengar Anak
Ditulis oleh agung sadewo
Ditulis oleh agung sadewo
Semoga artikel ini
bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau
keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://www.agungsadewo33.blogspot.com/perkataan-yang-tidak-boleh-di-dengar.html.
Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.
Categories: Info
0 komentar:
Posting Komentar